Minggu, 06 April 2008

Pagi dan Air

Kehebohan nyaris terjadi. Padahal waktu itu masih pagi. Ya sekitar jam 4:00 dinihari. Waktu adzan shubuh masih berapa menit lagi. Biasanya aku sudah mandi, dan siap mengenakan pakaian kantor. Kalau masih sempat sholat tahajjud aku sholat dulu sebelum mandi.

Air di kran tidak ‘ngucur’. Bagaimana mau wudhu? Sementara, tidur semalaman membuat keinginan untuk buang air kecil, besar sekali. Tidak kuat untuk ditahan. Air kencing pagi hari yang beraroma khas ”amoniak” tsb pun terpaksa dibuang ke closet. Untunglah air untuk ”flush” masih tersisa. Cress... Bau ”amoniak”pun sirna.

Tak lama istri dan anak bangun. Mau minum, air aqua di dispenser ternyata habis. Yang mau buang hajat? Wah repot sekali... tidak ada air.

Pagi itu satu cluster perumahanku, mati air. Informasi dari Satpam, air PAM mati, karena semalam ada kebocoran di pipa utama yang mensuplai air ke cluster. Walhasil, petugas PAM semalamam menutup saluran pipa sebelum masuk ke clusterku. Menurut petugasnya kerusakan baru bisa diperbaiki dalam 1 sampai 2 hari. Aduh! Pembantu di lantai 1, nanya: ”Bu... pagi ini ngak nyuci ya…?” ”Ya… mau gimana lagi ?” jawab istriku.

Karena adzan sudah dekat, aku buru-buru nyetir mobil ke Masjid, bawa rombongan. Biar wudhu’ di masjid saja. Di jalan menuju keluar cluster perumahan, ada rumah yang dikunjungi banyak orang. Rupanya disana rumah yang pakai ”double gardan”, selain pakai PAM, juga pakai air tanah yang disedot pompa. Beruntung yang punya rumah sangat dermawan. Berjejer para ibu dan pembantu tetangga-tetangga sekitar mengisi air di ember-ember. Pembantuku pun kusuruh kesana.

Pagi itu benar-benar repot. Air tidak ada buat kebutuhan mandi, nyuci, masak, MCK. Mana toilet jadi bau, karena sebahis ”dipakai” anak-anak. Air minum di dispenser pun habis.

Pagi dan Air di Al-Quran

Mengenai kejadian ini, aku jadi teringat sebuah surat di Al-Quran yaitu surat Al-Mulk (67) ayat 30:

Qul araytum in ashbaha maaukum ghauraan

Kebetulan, aku sudah & sedang kursus bahasa Arab, jadi dikit-dikit bisalah nerjemahin, kalimat tsb. Tarjamah letterleijk:

Katakanlah (hai Muhammad): ”Jelaskan kepadaku jika pada pagi hari air kalian menjadi kering”.

Disini dikatakan: in ashbaha, jika pada pagi hari menjadilah ...

Kata ashbaha satu akar kata dengan kata as-subh (waktu subuh).

Aku merasakan sekali, bagaimana repotnya kehilangan semua air pada pagi hari... Jezz... terasa baget ayat ini... in ashbaha maaukum ghauran... jika pada pagi hari menjadilah airmu kering...

Dalam bahasa Arab, ayat ini bisa ditulis dalam redaksi lain: in kaana maaukum ghauran... jika menjadilah airmu kering...

Mungkin ini hikmahnya, mengapa Allah tidak menggunakan kata kaana, yang secara fungsi dan arti sama dengan ashbaha, yaitu menjadi (to become) akan tetapi ashbaha spesifik untuk kejadian-kejadian yang terjadi pagi hari.

Aku juga ingat lantunan merdu Syaikh Al-Matrud... fa ashbahat ka assariim... Ini tentang kisah orang yang menemukan kebunnya rusak terbakar, kering dan menghitam pada pagi hari. Hanya karena mereka tidak menyebut: Insya Allah. Dan mereka bakhil terhadap si miskin. Dikatakan: fa ashbahat ka assariim - menjadilah diwaktu pagi (kebun mereka itu kering) seperti malam yang sangat gelap. Ya, kebun mereka pagi hari menjadi (asbhahat) kering seperti gelapnya malam, itu sepenggal kisah di surat Al-Qalam (68) ayat 20.

Ya Allah... kenapa musti pagi ini, air dirumahku kering? Kenapa gak ditunda siang hari saja? Biar pembantuku selesai dulu nyuci. Biar anak-anak mandi dulu dan kesekolah. Biar aku bebersih dulu sebelum ke kantor. Biar istriku bisa masak makanan dulu buat makan siang dan malam. Biar toiletku jadi gak bau... Biar... duh... Banyak sekali protes di hati...

Akhirnya, aku sampai pada lanjutan ayat ini.

faman ya’tiikum bi maa-in ma’iin

maka, siapakah yang akan mendatangkan kepadamu air yang mengalir? bi maa-in ma’iin. (air yang mengalir, memancar). Kata ma’iin, satu akar dengan kata mu’iin (yang menolong). Duh... aku memang butuh pertolonganMu ya Allah.. Beri aku air yang ma’iin, dan yang mu’iin.

Pagi itu, benar-benar aku resapi satu ayat di surat Al-Mulk ini.

Qul araytum in ashbaha maaukum ghauraan
faman ya’tiikum bi maa-in ma’iin


Jelaskanlah, jika pada suatu pagi air (ditempatmu) kering? Maka siapakah yang mampu mendatangkan air yang mengalir?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar