Jumat, 16 September 2005

Video Pelajaran Bahasa Arab

Saya baru saja menemukan video pelajaran bahasa Arab lengkap dengan buku text book (dari Madinah Islamic University). Hanya saja video pelajaran ini disampaikan dalam bahasa Inggris. Akan tetapi tutornya menjelaskan dengan sangat pelan sehingga, Insya Allah mudah dicerna.

Silahkan visit link berikut:
Video Pelajaran Bahasa Arab

Untuk melihat Video (DVD), pilih buku yang akan dipakai misal buku-1, lalu pilih seri Video yang akan ditampilkan.

Dalam page ini juga dapat di download Kamus Arab - English dengan cukup lengkap.

Semoga bermanfaat.

Kamis, 15 September 2005

Tutorial II: Software Hisab Rukyat

Insya Allah, tahun ini kita akan memulai Ramadhan pada saat yang bersamaan dan Idul Fitri pada saat yang bersamaan pula.

Yang paling kasat mata bagi umat Islam di Indonesia, adalah ribut-ribut menjelang penetapan Idul Fitri. Tahun ini diprediksikan Idul Fitri kita akan serentak. Insya Allah.

Berikut artikel yang terkait dengan Idul Fitri tahun ini.


Tahun 2008 ini Kita Lebaran Bareng, Horee…


Setahun yang lalu, yaitu tahun 2007, saya membuat tulisan mengenai prediksi saya tentang kemungkinan hari Idul Fitri yang berbeda, antara yang menggunakan hisab (perhitungan) dengan yang menggunakan ru’yat (melihat bulan). Tulisan itu saya buat satu bulan sebelum masuknya bulan Ramadhan tahun 2007.

Tulisan tersebut banyak mendapat pujian dan kecaman. Yang memuji, rata-rata dari kalangan orang yang suka dengan komputer, dan mereka mengatakan, tulisan saya memberi wawasan baru bagi mereka tentang bagaimana mudahnya mengamati peredaran bulan dengan software yang gratis. Sedangkan yang mengecam saya, rata-rata dari kalangan yang sangat percaya dengan metode ru’yat, dan menyatakan tulisan saya tidak berdasar, dan menyarankan sebaiknya tunggu saja para ahli ru’yat meneropong bulan pada waktunya.

Lepas dari itu semua, ternyata pada kenyataannya lebaran umat Islam memang ditetapkan pada hari yang berbeda, sesuai yang saya prediksikan.
Bagi Anda yang belum membaca tulisan tentang prediksi lebaran tahun 2007 tersebut, dapat membacanya pada link berikut:
http://arabquran.blogspot.com/2007/08/idul-fitri-2007-akankah-kita-berbeda.html)

Bagaimana dengan Lebaran 2008?


Sebelum saya membahas analisa sederhana berikut, saya perlu menyatakan beberapa hal:
1. Saya hanyalah seorang praktisi IT, yang gemar dengan software (khususnya freeware). Saya bukanlah seorang ahli astronomi, ataupun seorang Ustadz yang memahami ilmu falaq. Disclaimer ini sengaja saya sampaikan agar para pembaca tulisan ini mengerti akan kemana arah tulisan yang akan saya bawa. Ya, saya hanya sekedar memperkenalkan software astronomi gratis alias freeware.
2. Tulisan ini tidak hendak mendahului keputusan yang akan dibuat oleh lembaga-lembaga yang terkait yang berkompeten dalam hal penetapan 1 Syawwal (Idul Fitri).

Baiklah. Kita akan bahas prediksi kapan Idul Fitri tahun 2008 ini.
Pada waktu tulisan ini dibuat, Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri tahun ini jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008. (http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1246&Itemid=2 )

Lalu bagaimana dengan NU dan ormas lain yang menggunakan metode ru’yat? Kemungkinan besar juga akan menetapkan Idul Fitri tahun ini jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008. Jadi, jika prediksi ini benar, maka kita mengucap Alhamdulillah… tahun ini kita bisa berlebaran bareng.


Bagaimana Penglihatan Software HomePlanet?


Pada tahun lalu, andalan kita adalah software gratis HomePlanet (baca artikelnya disini). Saya sudah jelaskan bagaimana langkah-langkah mendownload, menginstall, dan menggunakan software ini, pada artikel yang dibuat tahun lalu. Silahkan baca kembali, agar Anda mengerti apa yang akan saya jelaskan dibawah ini.

Sekarang kalau kita perhatikan data dari HomePlanet tentang masuknya bulan Syawwal, bahwa bulan baru (Syawwal), masuk pada tanggal :


29 September 2008 jam 8:13 UTC (atau 15:13 WIB)


Nah, berdasarkan informasi ini, saya awalnya menduga, Muhammadiyah akan menetapkan Idul Fitri besoknya, yaitu tanggal 30 September 2008. Ternyata tidak!

Setelah saya periksa (hasil searching di Internet), Muhammadiyah menetapkan satu kriteria yaitu:
Jika secara perhitungan, bulan baru, sudah masuk pada hari itu, maka jika pada waktu matahari tenggelam pada hari itu, di salah satu wilayah Indonesia (dimanapun), matahari lebih dulu tenggelam daripada bulan, maka besoknya ditetapkan sebagai tanggal 1 bulan baru.

(Catatan: kalimat diatas adalah kalimat versi saya. Saya ringkas dari beberapa penjelasan tentang metode hisab Muhammadiyah).

Mungkin Anda agak bingung dengan kalimat diatas. Oke, sederhananya begini.
Anda sudah biasa melihat matahari terbit di timur tenggelam di barat bukan? Anda dari kecil sudah memperhatikan bahwa matahari bergerak melintasi kepala kita dari timur ke barat. Jika kita berdiri kearah utara, maka matahari melintasi kepala kita dari kanan ke kiri.

Nah bulan juga demikian.

Jika kita berdiri ke arah utara, maka bulan akan bergerak “melintasi -- walau tidak tepat diatas kepala" kita dari kanan (timur) ke kiri (barat), sama seperti arah pergerakan matahari.



Kalau begitu, bulan seolah berlomba dengan matahari. Speed matahari lebih cepat, sehingga dalam tiap bulan ada satu waktu dimana matahari berhasil melewati bulan.

Anda bisa mensimulasikan hal ini dengan software HomePlanet.

Kembali ke permasalahan kita, kalau bulan baru sudah masuk pada tanggal 29 September 2008, jam 15:13 WIB (jam 3 siang), dengan logika sederhana, kita bisa berkata, berarti selepas adzan maghrib tanggal 29 September 2008 tersebut, kita sudah memasuki 1 Syawwal, artinya besoknya yaitu tanggal 30 September 2008, kita sudah sholat Idul Fitri.

Ternyata dengan tambahan syarat diatas maka kita akan mengetahui bahwa, pada tanggal 29 September 2008 itu selepas adzan maghrib, di Sabang, di Jakarta, di Jogya, di Aceh, maupun di Papua, bulan (yang baru saja berganti / masuk bulan baru pada siangnya) lebih dulu tenggelam dari pada matahari. Artinya, pada saat matahari tenggelam tanggal 29 September 2008, maka kita tidak dapat melihat bulan, karena bulan sudah lebih dulu tenggelam.

So what? Artinya, bahwa syarat tambahan ini tidak terpenuhi:
Jika secara perhitungan bulan baru, sudah masuk pada hari itu, maka jika pada waktu matahari tenggelam pada hari itu, di salah satu wilayah Indonesia (dimanapun), matahari lebih dulu tenggelam daripada bulan, maka besoknya ditetapkan sebagai tanggal 1 bulan baru.

Lihat bahwa, matahari terlambat tenggelam dari pada bulan (bulan lebih dulu tenggelam). Karena tidak memenuhi kriteria, maka bulan baru akan ditetapkan 1 hari setelah esoknya. Artinya satu hari setelah tanggal 30 September 2008, yaitu tanggal 1 Oktober 2008. Dengan alasan ini maka Muhammadiyah menetapkan Idul Fitri tanggal 1 Oktober 2008.

Oooh… Artinya walau bulan baru telah masuk sebelum maghrib, belum tentu lho besoknya kita Idul Fitri. Harus dilihat dulu siapa yang lebih dulu tenggelam, matahari kah, atau bulan kah.

Bagaimana menentukan, siapa yang lebih dulu tenggelam?

Oke, kali ini kita akan coba satu software baru, yang gratis juga. Inilah software yang akan kita pakai:



Anda bisa download software PLSV tersebut pada website seperti gambar diatas.
Nah software ini sederhana saja, dia akan menghasilkan gambar seperti berikut:



Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan:

1. Pemeriksaan kota pengamatan. Pastikan bahwa Anda seolah-olah sekarang berada di Jakarta dengan kordinat 6 derjat 9 menit LS, dan 106 derjat 51 menit BT. Anda bisa ubah data-data ini dengan menklik tombol Places (lihat no. 3)

2. Pemeriksaan waktu. Pastikan waktu untuk Jakarta sudah GMT + 7 (atau GMT + 420 menit). Anda bisa ubah data ini dengan mengklik tombol Places (lihat no. 3)

3. Jika kota Jakarta belum tersedia, maka tambahkan database kota Jakarta dengan menklik tombol Places.

4. Pemeriksaan tahun pengamatan. Anda harus ketik manual tahunnya yaitu 2008.

5. Pemeriksaan objek yang diamati. Anda harus pilih Moon (bulan).

6. Pemilihan tanggal dan jam pengamatan. Sorot kursor sampai Anda menemukan tanggal 29 September 2008 (lihat no. 7 di gambar). Pastikan Anda tepat menyorot digaris merah (lihat tanda bulat kuning, no. 6 di gambar). Perlu diperhatikan bahwa gambar diatas terdiri dari dua garis merah. Garis merah yang kanan adalah garis merah yang menandakan terbitnya matahari, sedangkan garis merah yang kiri adalah garis merah yang menandakan terbenamnya matahari (adzan maghrib). Perhatikan karena ru’yat dilakukan pada saat matahari tenggelam, maka kursor harus tepat berada diatas garis merah sebelah kanan (lihat no. 6 di gambar).

7. Setelah kursor diletakkan diatas garis merah, dan Anda periksa apakah tanggal menunjukkan 29 September 2008 (di gambar no.7, tertulis 2008-09-29), dan Anda sudah yakin bahwa kursor (titik kuning) sudah tepat berada di atas garis merah sebelah kanan (ada 3 syarat ya hehe…), maka Anda akan ketahui, bahwa tanggal 29 September 2008, matahari di Jakarta tenggelam pada jam 17:48 WIB. Lalau pada jam tsb, dimana posisi bulan?

8. Pemeriksaan posisi bulan. Pada jam 17:48 WIB tersebut, kita ingin tahu dimana posisi bulan. Perhatikan di gambar no. 8, terlihat bahwa posisi bulan jika di ru’yat di Jakarta akan berada pada posisi -1,7 derjat, artinya 1,7 derjat dibawah ufuk. Artinya apa? Artinya bulan sudah duluan tenggelam!!! (ingat bahwa bulan dan matahari sama-sama bergerak dan tenggelam kearah ufuk barat).

Oke sampai langkah 8, tersebut kita sudah bisa bayangkan bagaimana kondisi dan posisi bulan di Jakarta, jika diamati tanggal 29 September 2008.

Sekarang kita perlu mencari tahu di kota-kota lainnya. Karena bulan (dan matahari) bergerak dari timur ke barat, maka kita tinggal periksa pada 2 kota tambahan yaitu kota paling timur (Merauke), dan kota paling barat (Sabang).

Ini adalah pengamatan untuk kota Sabang, seperti gambar berikut.



Ternyata di Sabang, saat matahari terbenam pukul 18:32 WIB, bulan pun sudah duluan tenggelam, karena posisi bulan saat itu sudah 1,5 derjat dibawah ufuk. Bagaimana dengan Merauke?



Ternyata di Merauke bulan juga lebih duluan tenggelam. Saat matahari tenggelam di Merauke yaitu jam 15:32 WIB, maka bulan berada pada kordinat -2,7 derjat (artinya sudah 2,7 derjat dibawah ufuk barat).

Alhasil dari 3 tempat pengamatan tersebut menyatakan bahwa bulan baru walau sudah masuk tanggal 29 September 2008, akan tetapi syarat bahwa matahari lebih dulu tenggelam daripada bulan tidak terpenuhi. Sehingga 30 September 2008, tetap berpuasa, dan Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008.

Demikian kira-kira analisa saya mengenai metode yang digunakan Muhammadiyah.

Bagaimana dengan Ru’yat?

Nah jika ru’yat dilakukan tanggal 29 September 2008, oleh Depag, MUI, dan ormas-ormas Islam spt. NU, dll, maka hampir dapat diduga bahwa ru’yat akan gagal. Why? Penyebabnya karena hilal ada dibawah ufuk, sehingga sangat tidak mungkin untuk terlihat. Dengan demikian diprediksikan sidang Itsbat akan menetapkan Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008.

Jadi, baik Hisab maupun Ru’yat, diprediksikan akan menghasilkan keputusan yang sama, yaitu Idul Fitri jatuh pada 1 Oktober 2008. Insya Allah.

Allahu a’lam.

Cibubur, 6 Agustus 2008