Minggu, 19 Agustus 2007

Topik 30: Latihan Al-Fatihah ayat 7 - KKT 8

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah. Kita akan masuki surat Al-Fatihah Ayat 7.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ

Shiraatha alladziina an'amta 'alayhim

غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ

Ghoiri al-maghdhuubi 'alayhim

وَلاَ الضَّالِّينَ

wa laa adh-dhoolliin

Ayat 7 diatas terdiri dari 3 potongan kalimat. Pada penutup topik 29, dikatakan kita akan menunda pembahasan shiraath al-mustaqiim. Baiklah kita bahas pada topik ini.

Kata صراط - shiirath artinya jalan. Jamaknya shuruth صرط . Sedangkan al-mustaqiim المستقيم artinya benar atau lurus. Akar kata al-mustaqiim itu adalah قام - qooma, yang artinya berdiri. Kemudian kata ini mendapatkan tambahan alif sin ta, ingat bahwa tambahan alif sin ta ini menjadikan kata tsb menjadi KKT 8 (Kata Kerja Turunan bentuk ke 8).

Akar kata قام
KKT-8 استقام istaqooma, artinya berdiri atau menjadi lurus.

Ingat lagi salah satu aturan dari KKT 8, jika satu kata kerja menjadi KK 8, maka tambahan alif sin ta, dapat diartikan "minta sesuatu".

Contoh: غفر - ghafara mengampuni
KKT 8: استغفر - istaghfara minta ampun

Jika kita terapkan pada kata qooma قام artinya berdiri, maka KKT-8 "bisa" kita asosiasikan dengan "minta berdiri". Nah kok istaqooma artinya berdiri atau menjadi lurus? Bukannya minta berdiri?

Memang secara umum (dikebanyakan kasus) tambahan alif sin ta itu (KKT 8) artinya minta sesuatu. Akan tetapi bisa juga arti KKT 8 itu sama dengan arti akar kata nya.

Tapi kalau dipikir-pikir, "minta berdiri" sangat dengan artinya dengan "berdiri" atau "menjadi lurus" kan? [Badan orang yang berdiri tegak, biasanya lurus kan ya???]. Oh ya perlu diingat disini bahwa KKT 1 s/d 8 kadang-kadang artinya sama dengan arti Kata Kerja Dasar (KKD) nya, atau hanya berbeda sedikit saja, atau bisa berbeda jauh. Dari mana tahunya? Ya tahunya,,, dari kamus. Kita harus rajin-rajin melihat kamus.

Kata al-mustaqiem sendiri, adalah kata bentukan dari KKT 8. Insya Allah selesai topik surat Al-fatihah ini kita akan bahas kata bentukan dari sebuah kata kerja. Kata al-mustaqiem ini merupakan kata bentukan dari استقام istaqooma, yaitu apa yang disebut isim faa'il (kata benda pelaku).

Singkat cerita: الصراط المستقيم - ashshiraata al-mustaqiima artinya Jalan yang lurus.

Oke kita masuk ke ayat 7.

Dalam ayat ini, kata shiraat al-mustaqiim itu diberi penjelasan. Jalan yang lurus yang spt apa?

Yaitu:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ

Shiraatha (jalan) alladziina (yang) an'amta (Engkau telah beri nikmat) 'alayhim (atas mereka)

غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ

Ghoiri (bukan) al-maghdhuubi ((jalan) orang yang dimurkai) 'alayhim (atas mereka)

وَلاَ الضَّالِّينَ

wa laa (dan tidak (pula)) adh-dhoolliin ((jalan) orang-orang yang sesat)

Ada beberapa point disini yang perlu kita bahas agar semakin mengerti yaitu, kata:
انعمت - an 'am ta (Engkau telah beri nikmat)
المغضوب - al maghdhuub (orang yang dimurkai)
الضالين - adh dhoolliin (orang yang sesat)

Untuk an'amta Insya Allah dibahas pada topik ini, sedangkan 2 terakhir Insya Allah dibahas ditopik minggu depan.

Baiklah kita lihat kata an'amta انعمت - Engkau telah beri nikmat. Kata ini adalah kata kerja turunan 1 (KKT 1), yaitu انعم - an'ama. Adanya kata تَ diakkhir kata انعم menunjukkan pelaku, yaitu Engkau. Sekaligus peletakan ta ت diakhir tsb, menandakan ini adalah kata kerja lampau (KKL), sehingga diterjemahkan Engkau telah.

KKT 1 nya adalah انعم an'ama. Apa KKD (kata kerja dasarnya)? Gampang. Buang saja alif diawal (ingat KKT 1 dibentuk dengan menambahkan alif pada KKD). Kalau alif dibuang menjadi:
نعم - na'ama. Di kamus arti na'ama itu adalah senang hidupnya. Diberi contoh:
نعم الرجل - na'ama ar-rajul (laki-laki itu senang hidupnya)

Dapat dilihat bahwa kata "senang" ini jika kita buat KKT1 menjadi "menyenangkan" atau "memberi kesenangan". Dengan demikian kata:

انعم - an'ama dapat diartikan: dia telah memberi kesenangan
انعمت - an'amta dapat diartikan: Engkau telah memberi kesenangan

Sehingga kata انعمت عليهم - an'amta 'alayhim dapat diartikan: (jalan yang) Engkau telah beri kesenangan kepada mereka.

Di Quran terjemahan biasanya dikatakan : Engkau telah beri nikmat atas mereka.

Demikian kita akhiri dulu topik 30 ini. Insya Allah akan dilanjutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar